MAKALAH
MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE
STRUKTURAL

DISUSUN
OLEH :
Sidik
nuryanto
K7108059
VF
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
Model
Pembelajaran Kooperatif Metode
Struktural
Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan
kawan-kawan. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama
saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur
yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada
pula struktur tujuannya untuk mengajarkan keterampilan social.
Contoh- contoh Teknik Metode
Struktural
1) Mencari
Pasangan
a. Pengertian
Teknik belajar mengajar
mencari pasangan ( Make a Match ) dikembangkan oleh Larana Curran ( 1994 ) .
Salah satu keunggulannya yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenal
suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
b. Langkah
dalam Pembelajaran
1. Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik .
2. Setiap
siswa mendapat satu buah kartu.
3. Setiap
siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya .
Misalnya , pemegang kartu bertuliskan “ LIMA “ akan berpasangan dengan pemegang
kartu “ PERU “.
4. Siswa
bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
5. Setiap
pasangan siswa mendiskusikan dan menyelesaikan tugas secara bersama-sama.
c. Kelebihan
dan Kelemahan Teknik Mencari Pasangan ( Make a Match )
Ø Kelebihan
Teknik mencari pasangan
1. mampu menciptakan suasana belajar
aktif dan menyenangkan
2. materi pembelajaran yang disampaikan
lebih menarik perhatian siswa
3. dapat memupuk kerja sama siswa dalam
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka.
Ø Kelemahan
Teknik Mencari Pasangan
1. diperlukan bimbingan dari guru untuk
melakukan kegiatan
2. waktu yang tersedia perlu dibatasi
jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3. guru perlu persiapan bahan dan alat
yang memadai
2) Bertukar
Pasangan
a. Pengertian
Teknik belajar mengajar
bertukar pasangan memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sama dengan orang lain.
b. Langkah
dalam Pembelajaran
1. Setiap
siswa mendapat satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau dengan
cara teknik mencari pasangan ).
2. Guru
memberi tugas dan siswa mengerjakannya secara berpasangan.
3. Setelah
selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4. Kedua
pasangan itulah yang dinamakan bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang
baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5. Temuan
baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan
semula.
c. Kelebihan
dan Kelemahan Teknik Bertukar Pasangan
Ø Kelebihan
Teknik Bertukar Pasangan
1. Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama,
mempertahankan pendapat.
2. Semua siswa terlibat.
Ø Kelemahan
Teknik Bertukar Pasangan
1. Memerlukan waktu yang lama.
2.
Guru tidak dapat mengetahui
kemampuan siswa masing-masing.
3) Berkirim
Salam dan Soal
a. Pengertian
Teknik belajar mengajar
berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan
ketrampilan siswa. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih
terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan.
b. Langkah
dalam Pembelajaran
1. Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat-berempat, dan setiap kelompok ditugaskan
untuk menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain.
2. Kemudian,
masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan
menyampaikan salam dan soal dari
kelompoknya.
3. Setiap
kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4. Setelah
selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang
membuat soal.
4) Bercerita
Berpasangan
a. Pengertian
Teknik
mengajar bercerita berpasangan ( Paired – Story telling ) dikembangkan sebagai
pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahkan pelajaran ( Lie, 2004 ). Teknik ini menggabungkan
kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Bahan mata pelajaran
yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang bersifat
naratif dan deskriptif.
Pada
teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan
berpikir dan berimajinatif. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
b. Langkah
Pembelajaran
1. Pengajar
membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.
2. Sebelum
bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang
akan dibahas. Pengajar bisa menanyakan apa yang diketahui mengenai topik tersebut. Ini bermaksud untuk mengaktifkan
skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3. Siswa
dipasangkan.
4. Bagian
pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan yang kedua menerima
bagian kedua.
5. Siswa
membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing.
6. Sambil
membaca atau mendengarkan siswa mencatat dan mendaftar beberapa kata atau frase
kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
7. Setelah
selesai membaca siswa saling menukar daftar kata atau frase kunci dengan
pasangan masing-masing.
8. Sambil
mengingat-ingat atau memperhatikan bagian yang telah dibaca atau didengarkan
sendiri, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian yang belum dibaca
atau didengarkan berdasarkan kata-kata atau frase kunci dari pasangan.
9. Setelah
selesai menulis , siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangannya.
10. Pengajar
membagikan bagian yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
11. Kegiatan
ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu.
5) Dua
Tinggal Dua Tamu
a. Pengertian
Teknik belajar dua
tinggal dua tamu dikembangkan oleh Spencer Kagan
( 1992 ) dan bisa
digunakan bersama dengan teknik kepala bernomor. Struktur dua tinggal dua tamu
memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan
kelompok lain.
b. Langkah
Pembelajaran
1. Siswa
dibagi kedalam beberapa kelompok berempat dan bekerja sama seperti biasa.
2. Setelah
selesai,dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan
bertamu ke kelompok lain.
3. Dua
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu.
4. Tamu
mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka
dari kelompok lain.
5. Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
6) Keliling
kelompok
a. Pengertian
Dalam kegiatan keliling
kelompok , masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan
kontribusi pada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang
lain.
b. Langkah
Pembelajaran
1. Salah
satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan
pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2. Siswa
berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya. Demikian seterusnya , giliran
bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam.
7) Kancing
Gemerincing
a. Pengertian
Teknik
belajar mengajar kancing gemerincing dikembangkan oleh Spancer Kagan ( 1992 ).
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik.
Dalam
kegiatan kancing gemerincing , masing-masing anggota kelompok mendapatkan
kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan
pemikiran anggota yang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk
mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kelompok kerja
kelompok.
Dalam
banyak kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara.
Sebaliknya ada anggota yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih
dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok
bisa tidak tercapai, karena anggota yang pasif akan bergantung pada rekannya
yang lebih dominan. Dengan teknik kancing gemerincing ini, setiap siswa akan
mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
b. Langkah-langkahnya
:
1. Guru
menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing ( atau bisa benda-benda
kecil lainnya, seperti : kacang merah, biji kenari, potongan sedotan ,
batang-batang lidi, sendok es krim , dan sebagainya.
2. Sebelum
kelompok memulai tugasnya , setiap siswa dalam masing-masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing yang bergantung pada
sukar tidaknya tugas yang diberikan ).
3. Setiap
kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat , dia harus menyerahkan
salah satu kancingnya dan meletakkan ditengah-tengah.
4. Jika
kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai
semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
Jika semua kancing
sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan
untuk membagi kancing lagi dan mengulangi prosedur kembali.
8) Teknik
Tebak Pelajaran
a. Pengertian
Metode tebak pelajaran
dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran.
Tujuan teknik ini untuk meningkatkan minat siswa pada waktu mengikuti
pembelajaran di kelas.
b. Langkah-langkahnya
:
1. Menuliskan
atau menayangkan melalui LCD Subject matter dari pelajaran yang akan
disampaikan.
2. Meminta
siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari
materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
3. Menyampaikan
materi pelajaran secara interaktif.
4. Selama
proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai
dengan materi yang disampaikan oleh guru.
5. Diakhir
pembelajaran , guru menyampaikan pada siswa berapa jumlah tebakan mereka yang
benar.
9) Teknik
Team Quiz ( TQ ) dalam Pembelajaran
a. Pengertian
Teknik pembelajaran TQ
adalah teknik pebelajaran dengan memainkan topik-topik yang diajarkan kepada
siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok.
b. Langkah-langkah
:
1. Memilih
topic yang akan disampaikan dalam tiga bagian.
2. Membagi
siswa menjadi tiga kelompok, yaitu A, B, dan C.
3. Menyampaikan
kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai menyampaikan materi.
Penyampaian materi dibatasi maksimal 10 menit.
4. Setelah
menyampaikan materi , meminta kelompok A menyiapkan pertanyaan –pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan, kelompok B dan C
menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
5. Meminta
kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B
tidak dapat menjawab pertanyaan, melempar pertanyaan tersebut kepada kelompok
C.
6. Kelompok
A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab ,
maka pertanyaan dilemparkan pada kelompok B.
7. Jika
tanya jawab selesai , kemudian dilanjutkan pelajaran kedua dan menunjuk
kelompok B untuk menjadi kelompok penanya.
8. Setelah
kelompok B selesai dengan pertanyaannya , dilanjutkan penyampaian materi
pelajaran ketiga dan menunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
9. Mengakhiri
pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar