Senin, 26 November 2012

makalah model pembelajaran koopertif


MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STRUKTURAL


DISUSUN OLEH :
Sidik nuryanto
K7108059
VF

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011





Model Pembelajaran Kooperatif  Metode Struktural

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawan. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja sama saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum untuk meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur tujuannya untuk mengajarkan keterampilan social.

Contoh- contoh Teknik Metode Struktural
1)     Mencari Pasangan
a.      Pengertian
Teknik belajar mengajar mencari pasangan ( Make a Match ) dikembangkan oleh Larana Curran ( 1994 ) . Salah satu keunggulannya yaitu siswa mencari pasangan sambil belajar mengenal suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.

b.     Langkah dalam Pembelajaran
1.     Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik .
2.     Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
3.     Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya . Misalnya , pemegang kartu bertuliskan “ LIMA “ akan berpasangan dengan pemegang kartu “ PERU “.
4.     Siswa bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
5.     Setiap pasangan siswa mendiskusikan dan menyelesaikan tugas secara bersama-sama.

c.      Kelebihan dan Kelemahan Teknik Mencari Pasangan ( Make a Match )
Ø  Kelebihan Teknik mencari pasangan
1.     mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2.     materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
3.     dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka.

Ø  Kelemahan Teknik Mencari Pasangan
1.     diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2.     waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.
3.     guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai

2)     Bertukar Pasangan
a.      Pengertian
Teknik belajar mengajar bertukar pasangan memberi  siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain.

b.     Langkah dalam Pembelajaran
1.     Setiap siswa mendapat satu pasangan ( guru bisa menunjukkan pasangannya atau dengan cara teknik mencari pasangan ).
2.     Guru memberi tugas dan siswa mengerjakannya secara berpasangan.
3.     Setelah selesai, setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain.
4.     Kedua pasangan itulah yang dinamakan bertukar pasangan. Masing-masing pasangan yang baru ini kemudian saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka.
5.     Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan pada pasangan semula.

c.      Kelebihan dan Kelemahan Teknik Bertukar Pasangan
Ø  Kelebihan Teknik Bertukar Pasangan
1.     Siswa dilatih untuk dapat bekerjasama, mempertahankan pendapat.
2.     Semua siswa terlibat.

Ø  Kelemahan Teknik Bertukar Pasangan
1.     Memerlukan waktu yang lama.
2.      Guru tidak dapat mengetahui kemampuan siswa masing-masing.

3)     Berkirim Salam dan Soal
a.      Pengertian
Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal memberi siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan siswa. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan.

b.     Langkah dalam Pembelajaran
1.     Guru membagi siswa dalam kelompok berempat-berempat, dan setiap kelompok ditugaskan untuk menulis beberapa pertanyaan yang akan dikirim ke kelompok lain.
2.     Kemudian, masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan yang akan menyampaikan  salam dan soal dari kelompoknya.
3.     Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman dari kelompok lain.
4.     Setelah selesai, jawaban masing-masing kelompok dicocokkan dengan jawaban kelompok yang membuat soal.

4)     Bercerita Berpasangan
a.      Pengertian
Teknik mengajar bercerita berpasangan ( Paired – Story telling ) dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahkan pelajaran  ( Lie, 2004 ). Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Bahan mata pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif.
Pada teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinatif. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

b.     Langkah Pembelajaran
1.     Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian.
2.     Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas. Pengajar bisa menanyakan apa yang diketahui mengenai topik  tersebut. Ini bermaksud untuk mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru.
3.     Siswa dipasangkan.
4.     Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama sedangkan yang kedua menerima bagian kedua.
5.     Siswa membaca atau mendengarkan bagian mereka masing-masing.
6.     Sambil membaca atau mendengarkan siswa mencatat dan mendaftar beberapa kata atau frase kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
7.     Setelah selesai membaca siswa saling menukar daftar kata atau frase kunci dengan pasangan masing-masing.
8.     Sambil mengingat-ingat atau memperhatikan bagian yang telah dibaca atau didengarkan sendiri, masing-masing siswa berusaha untuk mengarang bagian yang belum dibaca atau didengarkan berdasarkan kata-kata atau frase kunci dari pasangan.
9.     Setelah selesai menulis , siswa diberi kesempatan untuk membacakan hasil karangannya.
10.  Pengajar membagikan bagian yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
11.  Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu.

5)     Dua Tinggal Dua Tamu
a.      Pengertian
Teknik belajar dua tinggal dua tamu dikembangkan oleh Spencer Kagan
( 1992 ) dan bisa digunakan bersama dengan teknik kepala bernomor. Struktur dua tinggal dua tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain.

b.     Langkah Pembelajaran
1.     Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok berempat dan bekerja sama seperti biasa.
2.     Setelah selesai,dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke kelompok lain.
3.     Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu.
4.     Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
5.     Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

6)     Keliling kelompok
a.      Pengertian
Dalam kegiatan keliling kelompok , masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi pada mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

b.     Langkah Pembelajaran
1.     Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok memulai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.
2.     Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya. Demikian seterusnya , giliran bicara bisa dilaksanakan menurut arah perputaran jarum jam.

7)     Kancing Gemerincing
a.      Pengertian
Teknik belajar mengajar kancing gemerincing dikembangkan oleh Spancer Kagan ( 1992 ). Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Dalam kegiatan kancing gemerincing , masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kelompok kerja kelompok.
Dalam banyak kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya ada anggota yang pasif dan pasrah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai, karena anggota yang pasif akan bergantung pada rekannya yang lebih dominan. Dengan teknik kancing gemerincing ini, setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

b.     Langkah-langkahnya :
1.     Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing ( atau bisa benda-benda kecil lainnya, seperti : kacang merah, biji kenari, potongan sedotan , batang-batang lidi, sendok es krim , dan sebagainya.
2.     Sebelum kelompok memulai tugasnya , setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing ( jumlah kancing yang bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan ).
3.     Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat , dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan ditengah-tengah.
4.     Jika kancing yang dimiliki seseorang habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.

Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kancing lagi dan mengulangi prosedur kembali.




8)     Teknik Tebak Pelajaran
a.      Pengertian
Metode tebak pelajaran dikembangkan untuk menarik perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran. Tujuan teknik ini untuk meningkatkan minat siswa pada waktu mengikuti pembelajaran di kelas.

b.     Langkah-langkahnya :
1.     Menuliskan atau menayangkan melalui LCD Subject matter dari pelajaran yang akan disampaikan.
2.     Meminta siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
3.     Menyampaikan materi pelajaran secara interaktif.
4.     Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru.
5.     Diakhir pembelajaran , guru menyampaikan pada siswa berapa jumlah tebakan mereka yang benar.

9)     Teknik Team Quiz ( TQ ) dalam Pembelajaran
a.      Pengertian
Teknik pembelajaran TQ adalah teknik pebelajaran dengan memainkan topik-topik yang diajarkan kepada siswa yang dibagi dalam beberapa kelompok.

b.     Langkah-langkah :
1.     Memilih topic yang akan disampaikan dalam tiga bagian.
2.     Membagi siswa menjadi tiga kelompok, yaitu A, B, dan C.
3.     Menyampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran kemudian mulai menyampaikan materi. Penyampaian materi dibatasi maksimal 10 menit.
4.     Setelah menyampaikan materi , meminta kelompok A menyiapkan pertanyaan –pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan, kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.
5.     Meminta kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, melempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.
6.     Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab , maka pertanyaan dilemparkan pada kelompok B.
7.     Jika tanya jawab selesai , kemudian dilanjutkan pelajaran kedua dan menunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya.
8.     Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya , dilanjutkan penyampaian materi pelajaran ketiga dan menunjuk kelompok C sebagai kelompok penanya.
9.     Mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar